Minggu, 05 Juni 2011

Perkembangan Arsitek di Benua Amerika

Di benua amerika tengah (Meksiko, Guatemala, Honduras sekarang) telah berkembang kebudayaan yang berlangsung berturut-turut yaitu:

1.Kebudayaan Maya (500 SM-800SM)
Disamping arsitektur, skulptur dan keramik menempati kedudukan penting dalam kebudayaan Maya. Bangunan kesannya merupakan skulptur raksasa.
Bangsa Maya adalah pemuja matahari dan bangunan-bangunan untuk upacara keagamaan merupakan bukit-bukit atau piramida tangga. Salah satu contohnya adalah Piramida matahari di San Juan Teotihuacan yang dibangun lebih kurang 800M. Tingginya 66m dan sisi alasnya kurang lebih 210m.



2. Kebudayaan Toltek (800-1200)
Bangunan batu hampir tidak berjendela tetapi penuh dengan ukiran. Salah satu bangunan yang masih utuh adalah Bal Court dan bangunan observatori di Chichen Itza 1200M.



3. Kebudayaan Aztek (1200-1519 )

Pada kebudayaan Aztek, ada suatu upacara pemujaan dimana manusia hidup harus dikorbankan. Bangunan-bangunan bekas tempat upacara yang demikian masih terdapat sisa-sisanya, yaitu bernama “Istana Mautdi Mitila yang dibangun lebih kurang 1100 M. bangunan ini terdiri dari monolit-monolit.
Pusat kebudayaan Aztek terletak di danau Texcoco dan disana dibangun kota Tenochtitlan yang sekarang menjadi Mexico city.


4. Kebudayaan Inka (1100-1500)

Yang khas bagi kebudayaan ini ialah pembangunan-pembangunan kota benteng. Bangsa inka percaya kepada dewa Maha Pencipta yang bernama Virachoca. Teknik bangunannya sudah memakai batu-batu persegi juga batu poligonal.
Monumen lainnya yang terkenal ialah Gerbang Matahari di Tinhuanaco (500-1000M).
Peninggalan lainnya adalah kehebatan mereka membangun kota di bukit-bukit yang tinggi dengan kubu-kubu petahanan, dan mampu membangun jembatan gantung melintas sungai dan jurang sebagai bagian dari jaringan jalan yang diperkeras yang panjangnya kurang lebih 12000km.



Rabu, 18 Mei 2011

DEMOKRASI INDONESIA

Demokrasi di Indonesia 'katanya' sudah sangat maju, memang benar sekarang pemilihan umum dilakukan dan ditentukan oleh rakyat, dan rakyat memiliki 'wakil' yang seharusnya menyampaikan aspirasinya kepada pemerintah, yang kita sebut sebagai DPR. Namun apakah semua itu telah berfungsi sebagaimana mustinya?
Janji-janji parpol pada saat pemilu yang pro rakyat, apakah akan sama dengan setelah mereka mendapatkan kekuasaan?
Menurut saya yang meskipun kurang paham dengan sistem demokrasi di Indonesia ini. Kata demokrasi belom seutuhnya didapatkan oleh masyarakat indonesia.
Masih banyak sekali masyarakat kecil yang hak demokrasi, hak berpendapat, hak berkreatifitasnya tidak dapat keluar dengan bebas. Para wakil rakyat tidak benar-benar mewakili para rakyat menuju negara yang berdemokrasi.


DEMOKRASI BARAT

secara etimologis “ demokrasi” terdiri dari dua kata yang berasal dari bahasa Yunani yaitu “demos” yang berarti rakyat atau penduduk suatu tempat dan “cratein” atau “cratos” yang berarti kekuasaan atau kedaulatan. Jadi secara bahasa demos-cratein atau demos-cratos (demokrasi) adalah keadaan negara di mana dalam sistem pemerintahannya kedaulatan berada ditangan rakyat, kekuasaan tertinggi berada dalam keputusan bersama rakyat, rakyat berkuasa, pemerintahan rakyat dan kekuasaan oleh rakyat.
Demokrasi barat dirasa jauh lebih maju, tingkat kebebasan mengeluarkan pendapat bagi penduduknya lebih dihargai. karena seperti yang kita tau negara barat adalah negara yang bebas, hukum yang tidak mengikat. sehingga demokrasi di dunia barat lebih dapat terlihat dibandingkan yang terjadi di Indonesia.

Dampak Pembangunan Mall









Dampak Positif


Ada satu hal baik yang baru saja saya suka dari Dewan kita di Senayan. Mereka sepakat untuk tidak memberikan izin bagi pengembang mendirikan mall baru disitu. Mereka menyetujui dibangunnya Ruang Terbuka Hijau. Ini keputusan yang baik dan merupakan sebuah kemajuan karena dapat dijadikan sebuah indikasi meningkatnya kesadaran akan kebutuhan ruang selain mall.

Akan tetapi, seburuk itukah 'nilai' sebuah mall? Faktanya bahwa mall dapat memberikan beberapa kontribusi positif terhadap negara ini. Kita lihat beberapa diantaranya :

1. Mall memberikan peningkatan pendapatan negara dalam bentuk pajak, karena adanya aktivitas ekonomi disitu. Aktivitas ekonomi yang terjadi juga bukanlah main-main karena faktor penggerak transaksi kaum urban yang datang ke mall sudah tentu didominasi kalangan menengah ke atas. Sejatinya mereka bisa mengeluarkan lebih dari 100rb rupiah untuk setiap kedatangan mereka ke pusat perbelanjaan (akumulasi dari parkir, belanja, makan dan minum, atau kegiatan lain seperti nonton bioskop).

Ini adalah hal yang sangat menggiurkan terutama untuk pemerintah kita sebagai pendapatan negara. Meningkatnya jumlah orang kaya di tahun 2010 ini dan memboomingnya industri kreatif dapat turut mendongkrak psikologis manusia untuk berbelanja. Berbelanja hal-hal yang mungkin tidak terlalu mereka butuhkan.

2. Setiap pendirian mall berarti penyerapan tenaga kerja baru. Setiap pertumbuhan ekonomi sebesar 1% hanya mampu menyerap tenaga kerja sebanyak 250.000 - 300.000 orang tenaga kerja. Masih belum bisa menutupi angka jumlah pengangguran sebanyak 10 juta orang lebih di Indonesia. Pertanyaannya adalah, tenaga kerja manakah yang akan diserap oleh Mall? Tenaga kerja penduduk dengan KTP DKI Jakarta? Ataukah tenaga kerja Bodetabek yang notabene akan menambah jumlah komuter ke Ibukota?

3. Mall adalah sebuah lambang pengakuan. Pengakuan dari pihak-pihak; terutama tenant (terlebih jika tenant berasal dari luar negeri) bahwa iklim investasi di Indonesia baik. Menurut indeks investasi dunia, Indonesia masuk dalam peringkat 17 negara yang dapat dijadikan tempat berinvestati. Menyusul kenaikan harga IHSG yang nyaris menembus angka 3000, adalah indikasi-indikasi lain yang menunjukkan bahwa secara makro, negara ini memiliki fundamental ekonomi yang kuat.

http://bismanara.blogspot.com/2010/07/dampak-positif-keberadaan-mall.html

Dampak Negatif

Pembangunan mall akhir-akhir ini semakin meningkat, seiring pertumbuhan pembangunan di kota jakarta, ada dampak positif tapi lebih banyak negatifnya dari pertumbuhan mall tersebut.


Banyaknya mall akan juga melahirkan jurang perbedaan yang tinggi antara si kaya dan si miskin. Sehingga si miskin makin tidak akan merasa nyaman. Selain itu dampak lain pembangunan mall adalah warga akan semakin sulit mendapatkan ruang terbuka, seperti daerah resapan air atau taman sehingga pada gilirannya akan menyebabkan banjir. Dampak sosial dari pembangunan mall adalah warga akan terbius menjadi warga yang konsumtif dan menghabiskan waktunya dimall, kalau sang warga punya kemampuan finansial yang baik untuk belanja di mall mungkin tidak terlalu masalah, akan tetapi jika sang warga tak punya uang yang cukup, maka yang akan terjadi adalah angka kriminalitas yang akan semakin tinggi. Seperti pencopetan, penjambretan, perampokan dll.

Dalam konsep teori pembangunan perkotaan, yang seharusnya menjadi tempat berkumpul warga kota adalah taman atau area terbuka, namun karena keterbatasan dana dari pemerintah daerah untuk membangun taman baru dan perawatan taman yang telah ada maka mereka sulit mendapatkan taman atau lahan yang enak dikunjungi. Warga kota merasakan taman yang tidak terawat,kotor, kumuh. Ada hal menarik di balik pertumbuhan mall yang meningkat yaitu karena warga kota kehilangan tempat untuk sekedar berkumpul maka mal-mall jadi satu-satunya tempat untuk ajang berkumpul dan interaksi antar warga kota.

Satu lagi dampak negatif dari pertumbuhan mall adalah tersingkirnya satu persatu pasar tradisional yang pada gilirannya mematikan aktifitas pedagang tradisional pribumi. Jumlah pedagang tradisional semakin hari semakin berkurang akibat kalah bersaing dengan pasar modern yang memberi kenyamanan yang lebih. Sebagai catatan dari 37 pasar tradisional yang ada di kota bandung hanya ada dua pasar yang tingkat huniannya diatas 75%, sisanya hanya mempunyai tingkat hunian dibawah 50%.

Menurut survei yang dilakukan di kota bandung, saat ini jumlah pedagang tradisional yang masih giat beraktifitas adalah sekitar 9800 pedagang, jauh dibawah perkiraan tahun 2007 yang masih sekitar 13000 pedagang yang masih aktif, berbanding terbalik dengan pertumbuhan mall. Sepanjang tahun 2009 berdasarkan survei, jumlah pertumbuhan mall di kota bandung sekitar 31,4% . Perkembangan jumlah mall yang tak terkendali menyebabkan penurunan jumlah pasar tradisional. Perbandingan setiap satu mall berdiri maka 100 pedagang dan warung akan gulung tikar.

Disamping itu alasan masyarakat enggan untuk ke pasar tradisional adalah karena kondisi pasar tradisional yang tidak nyaman, kotor, tidak bersih yang menyebabkan orang lebih memilih ke supermarket atau mall yang dari sisi kenyamanan jelas lebih baik. Satu lagi dampak pembangunan mall adalah kemacetan yang yang akan melanda jalan-jalan sekitar tempat mall berada. Yang pada gilirannya membuat stag beberapa ruas jalan. Demikian ulasan saya mengenai dampak pertumbuhan mall di kota-kota besar. Mudah-mudahan bermanfaat.

http://ilovebumiku.blogspot.com/2010/08/dampak-pembangunan-mall.html

Kalau kita menganggap mal itu adalah pusat belanja yang suka buang energi listrik dan menambah sampah, berarti kita harus datang ke beberapa mal di bawah ini. Karena mereka dibangun dengan prinsip eco-friendly, jadi pastinya sangat cinta bumi!
Green Exchange Mall, Amerika Serikat


Mall yang satu ini merupakan mal pertama di Amerika yang menganut sistem go green. Di dalam mal ini, kita dapat menemukan berbagai produk ramah lingkungan. Mulai dari restoran, kafe organik, furniture dari bahan daur ulang, dan peralatan kantor yang eco-friendly. Yang paling unik adalah area foodcourt yang terletak di tengah taman yang luas. Jadi, para pengunjung bisa makan sambil menikmati udara segar plus pemandangan yang indah.

City Square Mall, Singapura

City Square Mall adalah mal pertama di Singapura yang mendapatkan penghargaan Green Mark Platinum Award dari Building and Construction Authority. Dari pembangunannya saja terbuat dari dinding kering hasil daur ulang. Selain itu pembuangan sampah juga di pasang alat untuk recycle limbah industri. Mal ini juga punya green roof yang memiliki solar panel, yaitu alat yang merubah energi matahari menjadi energi listrik.

Mall of The North, Afrika Selatan

Karena letaknya di tengah hutan dan pegunungan, maka mal ini di desain ramah lingkungan. Bentuk bangunan yang menurun seperti terasiring agar tidak menyebabkan longsor. Kemudian, semua pembuangan dari mal ini sudah di daur ulang sehingga tidak menimbulkan pencemaran lingkungan.

Orchard Walk Mall, Indonesia

Kita harus bangga, karena Indonesia juga ada eco-friendly mal. Namanya Orchard Walk Mall, yang terletak di Bogor Nirwana Residence. Mal ini berada di bawah kaki Gunung Salak yang memang daerahnya masih hijau banget. Karena udaranya yang sejuk, maka mal ini tidak memakai AC (Air Conditioner). Sebaliknya, mal ini mengoptimalkan pembangunan ruang terbuka untuk sirkulasi udara. Jadi bisa mengurangi efek rumah kaca.

Jumat, 18 Februari 2011

GLOBALISASI

Globalisasi adalah sebuah istilah yang memiliki hubungan dengan peningkatan keterkaitan dan ketergantungan antarbangsa dan antarmanusia di seluruh dunia dunia melalui perdagangan, investasi, perjalanan, budaya populer, dan bentuk-bentuk interaksi yang lain sehingga batas-batas suatunegara menjadi semakin sempit.

Globalisasi adalah suatu proses di mana antarindividu, antarkelompok, dan antarnegara saling berinteraksi, bergantung, terkait, dan memengaruhi satu sama lain yang melintasi batas negara.


Dari penjelasan di atas, saya memiliki kesimpulan bahwa globalisasi adalah hal yang mengacu pada kemajuan komunikasi antar negara di dunia.

Dalam bidang perekonomian, banyak sekali manfaat yang didapat dari globalisasi ini, contohnya seperti:

  • Globalisasi produksi: berbagai negara melakukan produksi dengan tujuan biaya produksi menjadi rendah, tarif bea pun rendah, infrastruktur memadai.
  • Globalisasi pembiayaan: Perusahaan global mempunyai akses untuk memperoleh pinjaman atau melakukan investasi (baik dalam bentuk portofolio ataupun langsung) di semua negara di dunia.
  • Globalisasi tenaga kerja: perusahaan-perusahaan mengambil tenaga kerja berpotensi dalam bidangnya masing-masing.
  • Globalisasi jaringan informasi: masyarakat seluruh dunia dapat secara mudah mengakses informasi2 yang terjadi di manca negara melalui TV, radio, media cetak, internet, dll
  • Globalisasi Perdagangan. Hal ini terwujud dalam bentuk penurunan dan penyeragaman tarif serta penghapusan berbagai hambatan nontarif. Dengan demikian kegiatan perdagangan dan persaingan menjadi semakin cepat, ketat, dan fair.
Tidak hanya hal positif yang menjadi dampak globalisasi, ada hal-hal negatif yang tercipta sebagai dampak dari globalisasi juga.
  • Menghambat pertumbuhan sektor industri: Perkembangan sistem perdagangan luar negeri yang lebih bebas.menyebabkan negara-negara berkembang tidak dapat lagi menggunakan tarif yang tingi untuk memberikan proteksi kepada industri yang baru berkembang.
  • Sektor keuangan semakin tidak stabil: Ketidakstabilan di sektor keuangan ini dapat menimbulkan efek buruk kepada kestabilan kegiatan ekonomi secara keseluruhan.
  • Memperburuk prospek pertumbuhan ekonomi jangka panjang: Dalam jangka panjang pertumbuhan yang seperti ini akan mengurangi lajunya pertumbuhan ekonomi. Pendapatan nasional dan kesempatan kerja akan semakin lambat pertumbuhannya dan masalah pengangguran tidak dapat diatasi atau malah semakin memburuk. Pada akhirnya, apabila globalisasi menimbulkan efek buruk kepada prospek pertumbuhan ekonomi jangka panjang suatu negara, distribusi pendapatan menjadi semakin tidak adil dan masalah sosial-ekonomi masyarakat semakin bertambah buruk.
Tidak hanya dibidang ekonomi, globalisasi di bidang kebudayaan pun terjadi. Dengan kemajuan teknologi dan informasi, memudahkan masyarakat dunia mengetahui apa yang terjadi di luar negara masing-masing. Baik nilai-nilai maupun persepsi berkaitan dengan aspek-aspek kejiwaan/psikologis, yaitu apa yang terdapat dalam alam pikiran. Aspek-aspek kejiwaan ini menjadi penting artinya apabila disadari, bahwa tingkah laku seseorang sangat dipengaruhi oleh apa yang ada dalam alam pikiran orang yang bersangkutan.

Ciri berkembangnya globalisasi kebudayaan

  • Berkembangnya pertukaran kebudayaan internasional.
  • Penyebaran prinsip multikebudayaan (multiculturalism), dan kemudahan akses suatu individu terhadap kebudayaan lain di luar kebudayaannya.
  • Berkembangnya turisme dan pariwisata.
  • Semakin banyaknya imigrasi dari suatu negara ke negara lain.
  • Berkembangnya mode yang berskala global, seperti pakaian, film dan lain lain.
  • Bertambah banyaknya event-event berskala global, seperti Piala Dunia FIFA.
  • Persaingan bebas dalam bidang ekonomi
  • Meningkakan interaksi budaya antarnegara melalui perkembangan media massa