Senin, 04 Januari 2010

Rumah Pada Iklim Tropis


SURABAYA | SURYA.CO.ID - APAKAH sebutan tropis pada rumah berkonotasi suatu langgam? Tulisan ini tidak membatasi istilah rumah tropis sebagai suatu gaya arsitektur; melainkan lebih dari sekadar suatu langgam saja. Arsitektur dengan sebutan tropis menekankan konsep bangunan tropis. Bagaimana konsep tropis terkait dengan Feng Shui?

Feng Shui pada awalnya melihat lingkungan dengan memerhatikan astronomi, yaitu benda-benda langit yang merujuk pada gerakan bumi mengelilingi matahari. Ini dikenal dengan istilah Feng Shui Mazab Bentuk (Form School Feng Shui). Mazab inilah dalam Feng Shui yang berkembang menjadi ilmu tata letak lingkungan pada suatu kawasan dan ilmu tata-letak ruangan pada bangunan. Dengan dasar ini, penataan ruang dan ruangan dengan Feng Shui disesuaikan dengan kondisi iklim pada setiap daerah. Jika iklim itu adalah iklim tropis, konsep penataan ruang dan tata letak Feng Shui menyesuaikan diri dengan konsep musim.

Sejalan dengan pemikiran itu, konsep arsitektur tropis memerhatikan iklim tropis suatu daerah. Ada tiga hal: orientasi gerakan matahari, arah angin, dan musim. Di Indonesia yang terletak di daerah katulistiwa, matahari bergerak dari timur (pagi hari) dan terbenam di barat (sore hari). Siklus itu berlangsung hari demi hari. Sinar matahari barat sangat panas, sedang pagi hari lebih sejuk. Dengan konsep pertama ini, jendela untuk menangkap sinar matahari dapat diorientasikan ke timur, utara dan selatan, tetapi tidak ke barat.

Yang kedua adalah arah angin. Ini tergantung pada kedudukan matahari. Antara April hingga Oktober matahari bergerak ke utara. Ini menyebabkan daerah barat laut yang terdiri dari daratan akan lebih panas, sehingga tekanan udara mengecil. Akibatnya angin bertiup dari tenggara ke barat laut. Arah angin ini yang utama ini (prevailing wind) bermanfaat untuk menggerakkan udara dalam ruangan sehingga mengalir. Aliran angin/udara memberi kesejukan di daerah tropis; terutama tropis lembab.

Ketiga adalah pengaruh musim di daerah tropis. Pada umumnya dibedakan dua macam musim saja, yaitu musim kemarau dan musim penghujan. Untuk menghadapi kedua musim itu, upaya arsitektur tropis adalah membuat tritis-tritis rumah cukup lebar; baik untuk melindungi dari terik matahari maupun dari bercak air hujan.

Sebagaimana halnya dengan ilmu geomancy di berbagai belahan bumi; pada intinya kehidupan mikrokosmos meniru fenomena makrokosmos. Manusia belajar dari alam dan meniru alam serta bersatu dengan alam. Inilah yang mendasari ilmu Feng Shui. Alam menjadi seimbang karena adanya energi chi yang bergerak dan mengalir di permukaan bumi. Energi chi inilah dipercaya dapat memberi vitalitas pada bangunan dan penghuni di dalamnya.

Selama ribuan dan bahkan jutaan tahun, bumi mengalami empat macam musim: musim semi, diikuti musim panas (api), musim gugur (logam), diakhiri dengan musim dingin (air) yang kemudian akan kembali lagi pada siklus musim. Konsep tropis tentu saja mengikuti pemikiran ini. Yang membedakan antara berbagai iklim di bumi adalah intensitas dari pengaruh setiap musim. Iklim tropis mempunyai ciri perbedaan temperatur harian dan tahunan sangat tipis. Akibatnya keempat musim di atas sebenarnya juga terjadi pada iklim tropis. Bedanya adalah tiap iklim tidak jelas beda antara keempat musim.

Melihat uraian di atas, meski kedua pemikiran, yaitu konsep arsitektur tropis dengan Feng Shui arsitektur tampak berbeda, tetapi bisa disimpulkan bahwa keduanya mempunyai titik temu dan merupakan konsep yang sejalan. (DR Mauro Rahardjo & Lelyana Rahardjo – Feng Shui School Indonesia)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar